MIMBARBANGSA.CO.ID - Meski telah berlalu hampir dua minggu sejak penemuan dua unit mesin mobil ambulans milik Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan, aparat penegak hukum masih berjibaku untuk mengungkap dalang di balik hilangnya aset penting tersebut. Hingga kini, belum ada pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang menyita perhatian publik tersebut.
Kasat Reskrim Polres Nias Selatan, AKP Sugiabdi, S.H., saat dikonfirmasi pada Selasa (29/4/2025), membenarkan bahwa pihaknya masih terus melakukan penyelidikan intensif terkait dugaan pencurian dua unit mesin ambulans yang ditemukan di pinggir jalan depan Kantor Dinas Kesehatan Nias Selatan, Senin (14/4) lalu.
"Kita belum menemukan pelakunya, tapi penyelidikan masih berjalan. Karena ini barang inventaris milik negara, tentu menjadi atensi bagi kami untuk segera mengungkap kasus ini," tegas AKP Sugiabdi.
Menurutnya, hingga saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa sedikitnya 4 hingga 6 orang saksi, termasuk pejabat internal Dinas Kesehatan.
"Kepala Dinas, Kepala Seksi Aset, dan petugas keamanan di Dinas Kesehatan sudah kami periksa. Kami terus telusuri keterlibatan dan keterangan mereka," lanjutnya.
Kasus ini sebelumnya mencuat usai inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Bupati Nias Selatan, Sokhatulo Laia, dan Wakil Bupati, Yusuf Nache pada Rabu (9/4/2025). Dalam sidak tersebut, mereka menemukan indikasi kehilangan dua mesin ambulans serta sejumlah suku cadang kendaraan dinas. Penemuan dua mesin tak bertuan di lokasi terdekat kemudian dikonfirmasi sebagai milik Dinkes setelah dilakukan pengecekan nomor rangka dan mesin oleh Polres Nisel.
Namun, pengusutan kasus ini tidak berjalan mulus. AKP Sugiabdi mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah kendala dalam proses penyidikan, salah satunya adalah minimnya saksi kunci.
"Kendalanya karena belum ada saksi yang melihat langsung kejadian. Kalau memang mudah, tentu sudah kita ungkap. Kami sedang mencari petunjuk-petunjuk tambahan di lapangan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kasat Reskrim mengimbau kepada masyarakat, khususnya pihak internal yang mengetahui atau mencurigai adanya indikasi keterlibatan oknum tertentu, agar tidak ragu menyampaikan informasi kepada kepolisian.
"Kami juga berharap bantuan masyarakat dan rekan-rekan media. Kalau ada informasi mencurigakan, segera sampaikan. Semakin cepat informasi didapat, semakin cepat kita bisa ungkap pelakunya," tutupnya.
Kasus ini menjadi sorotan publik karena menyangkut aset penting pelayanan kesehatan masyarakat. Hingga kini, Polres Nias Selatan menyatakan komitmennya untuk menuntaskan pengusutan kasus ini demi menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga negara. (Walas)
