Jakarta, MimbarBangsa.co.id — Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim wilayahnya sudah menjadi zona hijau COVID-19 dan telah mencapai herd immunity. Apakah sudah bisa dikatakan aman dari ancaman COVID-19?
Ahli epidemiologi dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) dr Masdalina Pane memaparkan perbedaan data terkait status COVID-19 di Jakarta. Berbeda dengan klaim pemerintah DKI Jakarta bahwa provinsi tersebut telah mencapai status zona hijau, sejumlah sumber lain menyebut DKI masih berstatus oranye dan kuning dengan level 4 atau 3.
“Ada perbedaan penilaian risiko antara Satgas COVID-19, Kementerian Kesehatan dan pemerintah DKI Jakarta ya,” ujar dr Pane, Senin (23/8/2021).
“Satgas menyatakan masih oranye, kecuali Kepulauan Seribu, kuning. Kemenkes 2 kota level 4, sisanya level 3. Overall DKI level 3. Sementara pemerintah DKI semua hijau,” lanjutnya.
Menurut dr Pane, secara umum DKI Jakarta sudah melakukan langkah tepat terkait pengendalian pandemi, khususnya saat terjadi serangan varian Delta. Ditambah, testing sudah terhitung baik walau positivity rate masih harus diturunkan dengan capaian target testing sesuai suspek dan kontak erat bergejala.
Ia menyebut, sejak 1 Agustus 2021, Satgas COVID-19 sudah menurunkan lebih dari 450 tracer di lebih dari 220 kelurahan di DKI Jakarta. Tracer tersebut telah melacak lebih dari 80 persen kasus.
“BOR (bed occupancy rate) juga sudah cukup baik walaupun ini indikator yang tidak stabil karena dengan beberapa kali penambahan tempat tidur rumah sakit BOR-nya cenderung turun. PR Jakarta masih BOR ICU yang masih harus terus diturunkan,” ujar dr Pane.
“Secara umum saya lebih percaya statement pemerintah daerah untuk menilai status wilayahnya. Karena masih cukup besar gap (jarak) antara data di wilayah dengan data di pusat sejak berbulan-bulan lalu. Terutama data jumlah test,” imbuhnya.
Ia mengingatkan, masyarakat masih harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sebab di samping indikator keamanan, masyarakat DKI masih berhadapan dengan varian Corona yang lebih membahayakan.
“Untuk keamanan masyarakat tentu 4 indikator yang mempengaruhinya yaitu jumlah kasus, jumlah kasus dirawat, positivity rate dan kematian,” ujar dr Pane.
“(Varian) Delta masih cukup tinggi di Jakarta, tapi yang mengkhawatirkan saya adalah jumlah B1351 yang cukup banyak di Jakarta dan ini virulen. Memang tidak menyebar banyak tapi mematikan,” pungkasnya.
Sumber: Detik