Iklan

terkini

Serangan Balistik Iran Dibalas Israel dengan Operasi Militer Terbesar Sejak Konflik Meletus

WAOLI LASE
6/21/25, 00:03 WIB Last Updated 2025-06-20T17:03:59Z


MIMBARBANGSA.CO.ID - Dihimpun dari berbagai sumber internasional terpercaya, berikut ini Tim MimbarBangsa.co.id menyampaikan perkembangan terbaru dari eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang kini memasuki fase paling menentukan.

Ketegangan yang telah lama membara antara dua kekuatan besar di Timur Tengah akhirnya meledak dalam bentuk serangan udara presisi tinggi yang dilancarkan oleh Israel ke sejumlah fasilitas strategis militer dan nuklir Iran pada Jumat, 20 Juni 2025. Aksi militer ini merupakan respons tegas dan terukur atas rentetan serangan balistik yang diluncurkan Iran ke wilayah kedaulatan Israel beberapa hari sebelumnya—termasuk serangan tak bermoral yang menyasar pusat medis Soroka Medical Center di Beersheba dan melukai puluhan warga sipil tak berdosa.

Sebagai bentuk pembalasan yang disebut sebagai salah satu operasi militer terbesar sejak konflik memuncak, Angkatan Udara Israel mengerahkan lebih dari 60 jet tempur yang menyasar langsung titik-titik vital yang berpotensi menjadi sumber ancaman regional. Di antara target utama serangan tersebut adalah reaktor nuklir di Arak (Khondab), fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan Isfahan, serta sistem radar Ghadir—komponen penting dari jaringan pertahanan udara Iran.

Meskipun otoritas Iran mengklaim mampu mencegat sebagian serangan, berbagai laporan dari lapangan menunjukkan kerusakan nyata dan luas di sejumlah fasilitas. Beberapa wilayah mengalami pemadaman listrik dan gangguan internet, termasuk di Teheran dan Isfahan, yang makin memperparah situasi logistik dan komunikasi nasional Iran di tengah krisis.

Perdana Menteri Israel menyampaikan bahwa tindakan ini merupakan bentuk pertahanan mutlak demi menjaga eksistensi negara dari ancaman eksistensial. "Israel tidak akan tinggal diam saat wilayah kami dibombardir dan warga sipil kami menjadi sasaran. Kami bertindak untuk melindungi rakyat kami dan memastikan bahwa program nuklir Iran tidak berubah menjadi senjata penghancur massal," tegasnya.

Tercatat lebih dari 240 warga Israel terluka dalam gelombang serangan Iran sebelumnya, termasuk serangan ke kawasan permukiman di Tel Aviv dan Beersheba. Serangan terhadap rumah sakit menjadi simbol brutalitas yang memperlihatkan bahwa Iran tak lagi membedakan antara sasaran militer dan warga sipil.

Sementara di jalur diplomasi, Presiden Prancis Emmanuel Macron berupaya meredakan situasi dengan menawarkan jalur damai yang direspons positif oleh Jerman dan Inggris. Namun Iran—melalui Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi—justru menolak segala bentuk negosiasi selama Israel masih mempertahankan hak pertahanannya, sebuah sikap yang dinilai kontraproduktif oleh komunitas internasional.

Di sisi lain, Amerika Serikat kini tengah meninjau kembali kebijakannya dalam konflik ini. Presiden AS dijadwalkan mengumumkan keputusan penting dalam dua pekan ke depan, apakah akan melibatkan kekuatan militer secara langsung atau memberlakukan sanksi baru terhadap Iran—negara yang selama ini konsisten menjadi pengganggu stabilitas di kawasan.

Situasi di Timur Tengah pun semakin memanas. Pakistan menunjukkan simpati terbuka terhadap Iran, sementara kelompok-kelompok proksi seperti Hezbollah dan Hamas sejauh ini memilih menahan diri—sebuah perkembangan yang dipantau ketat oleh intelijen Israel dan sekutunya.

Dengan ketegangan yang terus meningkat, dunia kini menatap dengan penuh kecemasan dan berharap agar jalur diplomasi tetap menjadi opsi utama. Namun bagi Israel, keamanan nasional adalah harga mati, dan setiap ancaman akan dihadapi dengan kekuatan penuh.



Reporter: Tim Redaksi MimbarBangsa.co.id
Editor: Walas
Sumber: AP News, The Guardian, New York Post

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Serangan Balistik Iran Dibalas Israel dengan Operasi Militer Terbesar Sejak Konflik Meletus

Terkini

Iklan