Nias Barat | MIMBARBANGSA.CO.ID — Dugaan tindakan tidak pantas dalam birokrasi mencuat di Kabupaten Nias Barat, menyusul beredarnya kabar pemanggilan seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) perempuan di luar jam kerja oleh oknum pejabat pemerintah daerah. Kasus ini mendapat perhatian serius dari Bupati Nias Barat yang secara terbuka menyampaikan teguran keras kepada sejumlah pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pekan lalu saat memimpin upacara di halaman Kantor Bupati.
Isu yang ramai dibicarakan di lingkungan ASN ini berawal dari dugaan pemanggilan CPNS perempuan bernama Melvin Wau pada malam hari, tepatnya pukul 20.44 WIB. Pemanggilan tersebut diduga terjadi di Kantor Bagian Hukum Setda Nias Barat dan melibatkan pejabat eselon.
Kepala Bagian Hukum Setda Nias Barat, Hedwig M. Gulo, yang dikabarkan berada di lokasi, memberikan klarifikasi atas isu tersebut saat diwawancarai pada Rabu (3/7/2025).
“Benar ada kejadian itu, tapi teguran Pak Bupati ditujukan secara umum kepada para Kadis, Kaban, Kabid, dan Kabag. Khusus kasus Melvin, saya tegaskan bahwa pemanggilan itu bukan dari saya,” ujar Hedwig.
Menurutnya, pemanggilan terhadap CPNS Melvin Wau dilakukan oleh stafnya bernama Si Gea, dengan dalih ada keperluan koordinasi.
“Saya juga kaget saat diberi tahu. Tapi katanya sudah terlanjur. Melvin datang malam itu, sekitar pukul 20.44 WIB. Ruangan masih menyala, dan dia bilang baru pulang magang makanya masih pakai baju hitam putih,” ungkap Hedwig.
Hedwig menambahkan bahwa tidak lama setelah itu, seseorang bernama Obin, yang disebut sebagai keluarga dari Melvin atau Si Gea, juga datang dan meyakinkan bahwa Melvin bukan orang asing. Namun Hedwig mengaku langsung meminta agar koordinasi ditunda.
“Saya bilang langsung, koordinasi bisa lain kali saja. Jadi perlu saya tegaskan: bukan saya yang memanggil,” katanya.
Sementara itu, Melvin Wau, saat dikonfirmasi pada Senin (7/7/2025), membenarkan bahwa pemanggilan datang dari Si Gea.
“Saya ditelepon oleh Si Gea, katanya teman-teman CPNS sudah kumpul. Tapi sesampainya saya di kantor, malah tidak ada siapa-siapa. Hanya Pak Kabag dan Si Gea yang sedang minum-minum,” ungkap Melvin.
Ia juga mengungkapkan kekhawatiran saat tiba di kantor malam hari.
“Lorong menuju ruangan gelap, meskipun di dalam ada lampu. Saya sempat takut,” tuturnya.
Kejadian ini memunculkan kekhawatiran mengenai perlindungan dan etika dalam lingkungan kerja, khususnya terhadap CPNS perempuan. Sejumlah pihak berharap kejadian serupa tidak terulang, serta meminta pimpinan daerah untuk menindaklanjuti dengan tegas agar menciptakan lingkungan birokrasi yang aman dan profesional.
Redaksi MIMBARBANGSA.CO.ID akan terus memantau perkembangan informasi terkait dan memastikan akuntabilitas pejabat publik tetap terjaga. (Walas/PG)
