Iklan

terkini

Hari Kedua, Teddy Bille dan Jelius Wau Bersinar di Nias Pro QS 6.000

WAOLI LASE
6/22/25, 19:23 WIB Last Updated 2025-06-25T00:40:26Z


MIMBARBANGSA.CO.ID - Teluk Lagundri kembali membuktikan keajaibannya. Di bawah langit biru Nias Selatan, ombak menggulung sempurna, menghadirkan kombinasi barrel, dinding ombak besar, dan tantangan teknikal yang hanya bisa ditaklukkan oleh peselancar terbaik dunia. Hari Minggu (22/6/2025) menjadi saksi momen krusial Kejuaraan Surfing WSL Nias Pro 2025 QS 6.000, di mana babak 128 besar dan 13 heat dari babak 96 besar putra rampung digelar dengan gemilang.


Namun, tak sekadar kompetisi — ini adalah panggung di mana keanggunan alam Teluk Lagundri bersanding dengan keberanian manusia. Ombak setinggi empat hingga enam kaki terus "memompa", meski barrel sedikit berkurang. Para atlet pun harus mengeluarkan senjata pamungkas mereka: manuver cepat, carving bergaya, dan putaran vertikal yang mengundang decak kagum.


Teddy Dag Bille: Dari Bingin ke Lagundri, Luka yang Dibayar dengan Kemenangan

Satu nama bersinar terang di tengah percikan ombak: Teddy Dag Bille, anak pantai Bingin yang kini membawa bendera Swedia. Setelah berjuang pulih dari cedera, ia hadir di Lagundri dengan tekad membara. Didukung teman-temannya, termasuk Kian Martin dari kanal, Teddy menaklukkan hari ini bukan hanya dengan teknik, tapi dengan hati.

Teddy berhasil mencetak satu-satunya skor "excellent" di babak 128 besar — 8.00 poin — lewat barrel panjang yang ia akhiri dengan wraparound cutback menawan. Aksinya yang matang dan penuh gaya membuatnya unggul telak, disempurnakan dengan skor 5.93, menghasilkan total 13.93 poin, tertinggi di babak itu.

“Ini mungkin heat terbaik sepanjang hidup saya. Teluk ini istimewa, saya hanya mengikuti iramanya,” ujar Teddy, penuh haru.

Tak berhenti di situ, ia kembali tampil solid di babak 96 besar dengan total 11.74 poin, mengalahkan Jack Thomas yang membuntuti dengan 11.60.


Jelius Wau: Simbol Harapan Tuan Rumah

Di tengah derasnya persaingan internasional, nama Jelius Wau membakar semangat publik tuan rumah. Peselancar asal Nias ini menyuguhkan penampilan memukau, menunggangi salah satu ombak terbesar hari itu. Dengan tubuh tegak, ia menjinakkan barrel panjang lalu menutupnya dengan carving elegan ke whitewash, meraih skor 8.17.

“Tidak ada kata lain selain ‘sempurna’. Ombaknya luar biasa,” ucap Jelius yang disambut sorakan masyarakat setempat.

Penampilan Jelius tak sendiri. Ia akan melaju ke babak 64 besar bersama dua rekan senegaranya: Irawan Wau dan Raju Seran, yang juga mengamankan posisi mereka dengan performa solid.
Tane Dobbyn dan Detik-Detik Terakhir yang Mengguncang

Tane Dobbyn, peselancar asal Gold Coast, menunjukkan ketenangan luar biasa. Saat waktu hampir habis dan dirinya masih di posisi ketiga, ia melakukan serangan tajam: backhand snaps vertikal ke lip ombak, menghasilkan total 13.77 poin — tertinggi di babak 96 besar hingga saat itu.

“Saya bahkan tidak tahu saya masih butuh skor. Tapi saya hanya ingin menuntaskan heat dengan baik. Dan Teluk Lagundri benar-benar memberikan saya peluang itu,” katanya dengan senyum lega.


Apa yang terjadi hari ini bukan hanya tentang kompetisi, tapi juga tentang bagaimana alam bekerja sama dengan manusia untuk menciptakan pertunjukan luar biasa. Teluk Lagundri — dengan garis pantai eksotis, ombak kanan sempurna, dan karakteristik barrel-nya — telah menjadi mimpi yang hidup bagi para peselancar dunia.

Dari Bali hingga Brasil, dari Australia hingga Jepang, semua sepakat: Lagundri bukan sekadar lokasi, tapi panggung sakral surfing dunia.

Hari Selasa ini hanya bagian dari cerita besar WSL Nias Pro QS 6.000, namun cukup untuk mengukuhkan bahwa keindahan dan kekuatan Teluk Lagundri layak dijaga, dikembangkan, dan dipromosikan sebagai ikon pariwisata bahari Indonesia.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Hari Kedua, Teddy Bille dan Jelius Wau Bersinar di Nias Pro QS 6.000

Terkini

Iklan