GpYoGfM7BSA6BSAlTUY0BUG0TY==
Breaking
NEWS

Demo Petani vs Saham EMAS Rp7 Triliun Meledak

Artikel Opini ditulis oleh Waoli Lase, Nias Selatan (24 September 2025)
Ukuran huruf
Print 0


Nias Selatan, MIMBARBANGSA.CO.ID
Kontras sosial ekonomi kembali terlihat di Indonesia. Pada saat ribuan petani turun ke jalan menyuarakan aspirasi tentang kesejahteraan dan akses lahan, pasar modal Tanah Air justru digegerkan dengan transaksi fantastis saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) yang mencapai Rp7 triliun di pasar negosiasi pada Selasa (23/9/2025).

Di berbagai daerah, para petani menggelar aksi menuntut pemerintah agar lebih serius memperhatikan nasib mereka. Mereka menyoroti sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi, harga jual hasil pertanian yang tidak stabil, serta keterbatasan akses modal. Demonstrasi ini mencerminkan kesenjangan yang masih nyata antara geliat ekonomi di lapangan dengan euforia di bursa saham.

Sementara itu, di lantai Bursa Efek Indonesia, EMAS yang baru saja mencatatkan saham perdana (IPO) langsung mencetak sejarah. Saham anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) itu berhasil menghimpun dana Rp4,66 triliun dari penawaran umum perdana, kemudian laris manis di pasar nego hingga menembus Rp7 triliun dalam sehari.

Berdasarkan data, transaksi tersebut melibatkan 2,45 miliar lembar saham dengan harga rata-rata Rp2.884. Bahkan, harga EMAS sempat melesat 25 persen ke level Rp3.600 per saham, menyentuh batas auto rejection atas (ARA).

Kondisi ini menjadi ironi. Di satu sisi, investor menikmati peluang besar dari pertumbuhan bisnis pertambangan emas, sementara di sisi lain, petani masih berjuang dengan ketidakpastian ekonomi. Padahal, sektor pertanian merupakan penopang utama pangan nasional, dan sektor pertambangan kerap diwarnai pro-kontra terkait dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

Presiden Direktur MGR, Boyke P. Abidin, menegaskan bahwa IPO ini bukan hanya tonggak sejarah bagi perusahaan, tetapi juga komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang. Dana hasil IPO akan digunakan untuk memperkuat modal kerja dan pengembangan Proyek Emas Pani di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, yang memiliki potensi hingga 7 juta ounces emas. Proyek ini ditargetkan memulai produksi perdana pada kuartal I 2026 dengan kapasitas 500.000 ounces per tahun.

Namun, bagi petani yang melakukan aksi unjuk rasa, kabar gemerlap pasar modal justru terasa jauh dari realitas. Mereka berharap pemerintah tidak hanya fokus pada sektor investasi dan tambang, tetapi juga menaruh perhatian serius pada sektor agraris yang menyangkut langsung kehidupan rakyat kecil.

Kontras antara demonstrasi petani dan ledakan saham emas di pasar modal hari ini menjadi pengingat bahwa pembangunan ekonomi tidak boleh timpang. Investasi besar di sektor tambang memang penting, tetapi tidak kalah penting adalah memastikan para petani yang memberi makan bangsa juga mendapatkan kesejahteraan yang layak.

Penulis juga mendorong pemerintah agar menjembatani kesenjangan antara sektor investasi dan sektor pertanian. Keberhasilan IPO saham EMAS patut diapresiasi sebagai bukti kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Namun, suara petani yang menuntut kesejahteraan juga harus dijadikan prioritas. Ekonomi yang sehat adalah ekonomi yang seimbang, di mana kemajuan investasi sejalan dengan kesejahteraan rakyat.

Demo Petani vs Saham EMAS Rp7 Triliun Meledak
Periksa Juga
Next Post

0Komentar

 

 
 

 
Tautan berhasil disalin