SURABAYA, MIMBARBANGSA.CO.ID — Dalam dinamika ekonomi global yang terus bergerak, Provinsi Jawa Timur kembali menegaskan posisinya sebagai daerah dengan fondasi ekonomi yang kuat dan terkendali. Di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Jawa Timur mencatat kinerja membanggakan dalam pengendalian inflasi, sekaligus memperkuat langkah nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat.
Berdasarkan data semester I (per Juni 2025), tingkat inflasi Jawa Timur tercatat sebesar 0,43% secara bulanan (month to month), 1,32% secara tahunan berjalan (year to date), dan 2,02% secara tahunan (year on year). Angka ini menempatkan Jawa Timur dalam kategori provinsi yang mampu menjaga kestabilan harga di tengah tantangan ekonomi.
Sebagai perbandingan, inflasi nasional pada periode yang sama tercatat sebesar 0,19% (mtm), 1,38% (ytd), dan 1,87% (yoy). Artinya, secara keseluruhan, Jawa Timur tetap kompetitif dan menunjukkan daya tahan ekonomi yang prima.
“Sejauh ini tingkat inflasi Jawa Timur masih terkendali. Tentu kita akan terus memonitor dan mewaspadai berbagai hal yang bisa memengaruhi pergerakan inflasi,” ujar Gubernur Khofifah di Surabaya, Kamis (7/8/2025).
Khofifah menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil sinergi banyak pihak, bukan hanya kerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur semata. Ia memberikan apresiasi kepada seluruh elemen yang telah berkontribusi dalam menjaga stabilitas daerah.
“Ini bukan kerja Pemprov Jatim saja. Banyak pihak yang terus menjaga Jawa Timur tetap tumbuh dan kondusif. Mari kita jaga terus kondusivitas ini,” imbuhnya.
Sebagai bagian dari komitmen memberdayakan ekonomi masyarakat, khususnya sektor pertanian, Pemprov Jatim terus hadir melalui berbagai program strategis. Salah satunya adalah pemberian bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta peluncuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus bagi petani tebu.
Program KUR tersebut bekerja sama dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), dirancang untuk menjawab kebutuhan modal para petani tebu yang selama ini kesulitan mengakses kredit konvensional.
“KUR khusus ini menjawab kebutuhan modal petani tebu yang kesulitan akses kredit konvensional. Jawa Timur jadi pilot project-nya,” jelas Khofifah.
Di luar sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II tahun 2025 juga didorong oleh berbagai momentum strategis seperti ibadah haji, libur keagamaan dan sekolah, meningkatnya ekspor komoditas unggulan, serta tingginya angka kunjungan wisatawan mancanegara.
Dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), komponen dengan pertumbuhan tertinggi adalah konsumsi pemerintah yang melonjak hingga 16,42%, dipicu oleh pencairan gaji ke-13 dan tunjangan hari raya dari instansi pusat dan daerah pada bulan April 2025.
Capaian ini menjadi bukti bahwa Provinsi Jawa Timur mampu menjawab tantangan ekonomi secara cerdas dan terukur. Dengan dukungan program nyata, kolaborasi lintas sektor, dan kebijakan berpihak kepada rakyat, Pemprov Jatim berada di jalur yang tepat menuju kemandirian dan kemajuan ekonomi daerah.
0Komentar