GpYoGfM7BSA6BSAlTUY0BUG0TY==
Breaking
Hot News

Amaedola Festival Bangkitkan Kembali Tradisi Gomo di Nias Selatan

Festival Amaedola di Gomo menghadirkan lomba seni tradisi demi membangkitkan kembali budaya Nias. Antusias masyarakat tinggi meski diguyur hujan.
Ukuran huruf
Print 0


Nias Selatan, MIMBARBANGSA.CO.ID
Festival Budaya Amaedola kembali menghidupkan denyut kebudayaan leluhur di Lapangan Adam Malik, Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan, pada 15–16 November 2025. Gelaran dua hari ini disambut antusias oleh ratusan warga meski diguyur hujan, menegaskan komitmen kuat masyarakat dalam melestarikan budaya Nias.

Festival yang diinisiasi organisasi AMAEDOLA ini menggelar tiga mata lomba utama: Silat Nias, Famozi Aramba, Amaedola, dan Tari Moyo. Pesertanya datang dari berbagai sanggar, baik dari sekolah maupun desa-desa sekitar, membawa semangat kompetisi yang sehat dan penuh kebanggaan terhadap budaya daerah.

Acara ini mendapat dukungan penuh dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumut dan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Nias Selatan. Sejumlah pejabat hadir memberi semangat, di antaranya Anggota DPRD Nias Selatan Asmenlima Hulu, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Anggreani Dakhi, perwakilan BPK Thamrin Junaidi Nadapdap dan Putra Ideal Soroinama Zega, Camat Gomo Firman Lase, Kapolsek Gomo, Danramil 11 Gomo, serta tokoh masyarakat.

Asmenlima Hulu, tokoh muda yang mempelopori AMAEDOLA, dalam sambutannya menegaskan bahwa festival ini digelar untuk membangkitkan kembali adat istiadat Nias, khususnya di wilayah Gomo yang belakangan mengalami kemerosotan budaya. “Budaya kita adalah identitas kita. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak generasi muda menjaga warisan leluhur yang sangat berharga,” ujarnya.

Asmenlima Hulu


Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Nias Selatan, Anggreani Dakhi, memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya festival tersebut. Ia menegaskan bahwa Gomo adalah daerah yang diyakini sebagai asal mula masyarakat Nias (Ono Niha), sehingga pelestarian budaya di wilayah ini memiliki nilai historis yang sangat penting.

“Gomo bukan hanya wilayah, tetapi simbol akar kebudayaan Ono Niha. Nilai adat, tradisi, dan kearifan lokalnya sangat tinggi. Karena itu, kegiatan seperti ini wajib diteruskan,” ungkap Anggreani Dakhi.

Dukungan juga datang dari perwakilan BPK, Putra Ideal Soroinama Zega, yang menegaskan komitmen lembaganya untuk terus mendukung kegiatan pelestarian budaya di Nias Selatan. “Budaya adalah fondasi karakter masyarakat. Kami akan terus mendukung upaya-upaya seperti ini agar budaya Nias tetap terjaga dari generasi ke generasi,” ujarnya.

Meski hujan mengguyur lapangan, semangat peserta dan panitia tidak surut. Sorak masyarakat yang memenuhi arena turut menghangatkan suasana, menyaksikan berbagai penampilan tradisi khas Nias yang kaya nilai simbolik dan estetika.

Festival Budaya Amaedola tahun ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang refleksi bersama bahwa pelestarian budaya membutuhkan kontribusi seluruh pihak. Masyarakat Gomo menunjukkan bahwa identitas budaya harus terus dijaga, dirawat, dan diteruskan kepada generasi berikutnya.

Saran/Apresiasi dari Redaksi MIMBAR BANGSA

Redaksi MIMBAR BANGSA memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada AMAEDOLA, pemerintah daerah, dan seluruh masyarakat Gomo yang tetap menjaga marwah budaya Ono Niha. Kami menyarankan agar festival ini dijadikan agenda tahunan dan didukung dengan program pembinaan sanggar budaya sehingga pelestarian adat dapat berjalan berkelanjutan.



Amaedola Festival Bangkitkan Kembali Tradisi Gomo di Nias Selatan
Periksa Juga
Next Post

0Komentar

Tautan berhasil disalin